TUTORIAL

Trend 2015

Sabtu, Agustus 27

Merayakan Ulang Tahun Dalam Pandangan Islam

Apakah Anda termasuk orang yang suka merayakan ulang tahun atau suka menghadiri ulang tahun teman. Merayakan ulang tahun untuk memperingati hari kelahiran sekarang ini sudah menjadi kebiasaan sebagian masyarakat terutama para remaja dan anak-anak. Berbagai acara di lakukan dari yang sederhana tiup lilin potong kue lalu makan bersama sampai acara yang besar sampai menghabiskan sejumlah dana pikiran dan tenaga. Ada pula yang merencanakan membuat acara heboh kepada temannya yang akan ulang tahun, misalnya menyiram dengan tepung, melempari telur dan berbagai macam kegiatan yang menurut mereka bisa bikin heboh, kesan?
Bagaimana pandangan Islam terhadap acara merayakan ulang tahun? Sebagai muslim kita berkwajiban mengetahuinya agar kita tidak latah mengikuti apa saja yang dilakukan orang lain tanpa mengetahhui dasanya. Sebagaiman kita juga pahami bahwa Islam itu adalah agama yang sudah sempurna ketika ditinggalkan oleh Rasululloh. Ini jelas dapat ditemukan dalam Al-Qur'an Surat Alamidah ayat 3, yang terjemahannya demikian: "Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu ni’mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.” (QS. Al Ma’idah [5] : 3) Kesempurnaan Islam tidak hanya mengatur urusan salat, puasa dan ibadah wajib lain, tetapi juga mencakup dalam semua aspek kehidupan manusia. Dan Rasululloh heruslah menjadi satu-satunya teladan bagi umat Islam. Dalam hal memperingati ulang tahun jika kembali kepada ajaran Isalam, Rasululloh tidak pernah mengajarkannya, dan dalam Islam hari yang dirayakan sebagaiman yang diajarkan nabi adalah Hari Raya Idul Fitri dan Hari Raya Idul Adha, dan dilakukan dengan mendekatkan diri kepada Alloh, mengumandangkan puji-pujian, berzikir, mengagungkan asma Alloh Subhanhu Wata'ala. Karena itu para ulama banyak yang tidak setuju dengan perayaan ulang tahun, dengan alasan sbb;
1. Ulang tahun bila sampai menjadi keharusan untuk dirayakan dianggap sebuah bid’ah.
Sebab Rasulullah SAW belum pernah memerintahkannya, bahkan meski sekedar mengisyaratkannya pun tidak pernah. Sehingga bila seorang muslim sampai merasa bahwa perayaan hari ulang tahun itu sebagai sebuah kewajiban, masuklah dia dalam kategori pembuat bid’ah.
2. Ulang tahun adalah produk non muslim
Selain itu, kita tahu persis bahwa perayaan uang tahun itu diimpor begitu saja dari barat yang nota bene non muslim. Sedangkan sebagai muslim, sebenarnya kita punya kedudukan yang jauh lebih tinggi. Bukan pada tempatnya sebagai bangsa muslim, malah mengekor Barat dalam masalah tata kehidupan.
3. Apakah Manfaat Merayakan Ulang Tahun? Selain itu perlu juga kita renungkan sebagai muslim, apakah tujuan dan manfaat sebenarnya bisa kitadapat dari perayaan ini? Adakah nilai-nilai positif di dalamnya? Ataukah sekedar meneruskan sebuah tradisi yang tidak ada landasannya? Apakah ada di antara tujuan yang ingin dicapai itu sesuatu yang penting dalam hidup ini? Atau sekedar penghamburan uang? Pertanyaan berikutnya,adakah sesuatu yang menambah iman, ilmu atau amal? Atau menambah manfaat baik pribadi, sosial atau lainnya? Pertanyaan berikutnya dan ini akan menjadi sangat penting, adakah dalam pelaksanaan acara seperti itu maksiat dan dosa yang dilanggar? Yang terkahir namun tetap penting, bila ternyata semua jawaban di atas positif, dan acara seperti itu menjadi tradisi, apakah tidak akan menimbulkan salah paham pada generasi berikut seolah-olah acara seperti ini ‘harus’ dilakukan?
Nah itulah teman-teman sedikit renungan yang perlu kita lakaukan menyikapi semakin maraknya pesta ulang tahun di tengah-tengah masyarakat yang notabene juga saudara-saudara kita muslim.


Menarik untuk Dibaca:

blogger templates | Make Money Online